![](http://i42.tinypic.com/2n00r34.jpg)
Categories
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blogmusic |
LamanLabels
|
![](http://i42.tinypic.com/2n00r34.jpg)
Mutu Layanan Kebidanan
Wujudkan Indonesia Sehat Bersama Bidan
Kinerja Bidan | 02.16 |
Filed under:
kinerja bidan
|
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini banyak masalah kesehatan di
Indonesia, hal ini terjadi karena kurangnya kinerja tenaga kesehatan,salah
satunya meningkatnya angka kematian ibu dan anak yang menjadi tanggung jawab
seorang bidan.
Kinerja bidan perlu ditingkatkan untuk mengetahui
mutu pelayanan kesehatan. Banyak hal yang bisa dilakukan baik dari pemerintah,
masyarakat maupun bidan untuk meningkatkan kinerjanya salah satunya dengan
memberikan reward pada bidan yang memiliki kualitas baik.
Globalisasi mempertinggi
arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan dimana perawat dan
bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya, maka
setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi harus berupaya meningkatkan
mutu pelayanannya secara terus menerus.. Kecenderungan masa kini dan masa depan
menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan
mempertahankan kualitas hidup (quality of life). Oleh karena itu pelayanan
kesehatan yang bermutu semakin dicari untk memperoleh jaminan kepastian
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat
pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk mempertahankan
kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis dalam menerima produk jasa,
termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu peningkatan mutu kinerja
setiap bidan perlu dilakukan terus menerus. Untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilaksanakan.Upaya
tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana ,dalam ilmu
administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu pelayanan
kesehatan salah satunya meningkatkan kinerja tenaga kesehatan khususya kinerja
bidan.
1.2 TUJUAN
PENULISAN
1.2.1 TUJUAN
UMUM
Makalah ini dibuat
untuk mengetahui peningkatan kinerja bidan.
1.2.2 TUJUAN
KHUSUS
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan agar penulis
dapat membantu melaksanakan peningkatan pelayanan kesehatan dengan tahap
sebagai berikut :
1.
Mampu
mengidentifikasi faktor-fakor pengebab rendahnya peningkatan pelayanan
kesehatan.
2.
Mampu
mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1
Pengertian Kinerja
Kinerja menurut
Maier (1965) yang dikutip oleh Asad (1991) adalah kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan yang dibebankannya (Notoatmodjo. 2009). Selain itu definisi kinerja
menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara.
2010).
Kinerja
mengandung dua komponen penting yaitu
1.Kompetensi
berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan
tingkat kinerjanya.
2.Produktifitas: kompetensi tersebut diatas dapat
diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai
hasil kinerja (outcome)
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja seorang tenaga kerja dalam suatu organisasi atau
institusi kerja dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari faktor dari dalam
karyawan itu sendiri maupun faktor lingkungan. Menurut Gibson (1987)
faktor-faktor yang menentukan kinerja seseorang dikelompokkan menjadi 3 faktor
utama yakni:
a. Variabel individu, yang terdiri
dari: pemahaman terhadap pekerjaannya, pengalaman kerja, latar belakang
keluarga, tingkat sosial ekonomi, dan faktor demografi (umur, jenis kelamin,
etnis, dan sebagainya).
b. Variabel organisasi, yang antara
lain terdiri dari: kepemimpinan, desain pekerjaan, sumber daya yang lain,
struktur organisasi, dan sebagainya.
c. Variabel psikologis, yang terdiri
dari persepsi terhadap pekerjaan sikap terhadap pekerjaan, motivasi,
kepribadian, dan supervisi.
Sedangkan menurut Stoner (1981) kinerja seorang tenaga
kerja dipengaruhi
oleh: motivasi, kemampuan, dan faktor persepsi.
Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (ability) dan faktor
motivasi (motivation). Hal ini sesuai
dengan pendapat Keith Davis yang merumuskan bahwa:
Human
Performance =
Ability x Motivation
Motivation
= Attitude x Situation
Ability
= Knowledge x Skill
Menurut Henry
Simora (1995), kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari:
1) Kemampuan dan keahlian
2) Latar belakang
3) Demografi
b. Faktor psikologis yang terdiri dari:
1) Persepsi
2) Sikap
3) Kepribadian
4) Pembelajaran
5) Motivasi
c. Faktor organisasi yang terdiri dari:
1) Sumber daya
2) Kepemimpinan
3) Penghargaan
4) Struktur
5) Design pekerjaan
6) Supervisi
2.3 Indikator kinerja
Untuk mengukur kinerja bidan pada tatanan klinis
digunakan indikator kinerja klinis sebagai langkah untuk mewujudkan komitmennya
guna dapat menilai tingkat kemampuan individu dalam tim kerja. Indikator
menurut WHO (1981) adalah variabel yang mengukur suatu perubahan baik langsung
maupun tidak langsung.
Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan
indikator sebagai alat atau petunjuk pengukur prestasi suatu pelaksanaan
kegiatan. Indikator yang berfokus pada hasil asuhan kepada pasien dan
proses-proses kunci serta spesifik disebut indikator klinis. Indikator klinis
adalah ukuran kualitas sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas
asuhan pasien dan berdampak terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan
secara langsung untuk mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan
sebagai bendera yang menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan
monitoring dan evaluasi (Depkes. 2006).
Sistem klasifikasi indikator didasarkan atas kerangka
kerja yang logis dimana kontinum masukan (input) pada akhirnya mengarah pada
keluaran (outcomes).
a. Indikator input merujuk pada sumber-sumber
yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas alat/ fasilitas, informasi, dana,
peraturan/ kebijakan.
b. Indikator proses adalah memonitor
tugas dan kegiatan yang dilakukan.
c. Indikator output mengukur hasil yang
meliputi cakupan termasuk pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku yang
dihasilkan oleh tindakan yang dilakukan. Indikator ini disebut indicator
effect.
d. Indikator outcome dipergunakan untuk
menilai perubahan atau dampak (impact)
suatu program, perkembangan jangka panjang ternasuk perubahan status kesehatan
masyarakat. (Depkes. 2006).
2.3.1
Indikator untuk
pelayanan antenatal sebagai berikut:
a. Indikator input yaitu fasilitas/alat
untuk melaksanakan pelayanan antenatal.
b. Indikator proses yaitu proses
pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
c. Indikator output yaitu terpenuhinya
cakupan K1 dan K4.
d. Indikator outcome yaitu meningkatkan
kesehatan ibu yang pada akhirnya menurunkan Angka Kematian Ibu. (Depkes. 2006).
2.3.2 Pengumpulan data indikator kinerja
Ada enam sasaran kunci pengumpulan
data kinerja:
(1) menata
sistem informasi yang akurat yang mendasari keputusan mendatang,
(2) menghindari aspek hukum yang
berkaitan dengan pengukuran dan hasil data yang dikumpulkan,
(3) menemukan lingkungan tepat yang
dapat memberikan peluang untuk melakukan tindakan,
(4) menumbuhkan motivasi staf dan
merencanakan peningkatan kinerja itu sendiri,
(5) mengumpukan data interval secara
reguler terhadap proses-proses kritis, dalam upaya mempertahankan kinerja yang
sudah meningkat,
(6) mengumpulkan data obyektif dan
subyektif.
2.4 Kinerja Klinis Bidan
Pengembangan
dan manajemen kinerja pada dasarnya sebuah proses dalam manajemen sumberdaya
manusia. Implikasi dari kata “manajemen” berarti proses diawali dengan
penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kebidanan menunjukkan bahwa kegiatan
yang dilaksanakan berada pada tatanan pelayanan langsung kepada asuhan pasien.
Secara
garis besar ada lima kegiatan utama yaitu :
a. Merumuskan
tanggungjawab dan tugas yang harus dicapai oleh seseorang perawat/bidan dan
disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup kegiatan yang dituntut untuk
memberikan sumbangan berupa hasil kerja.
b. Menyepakati
sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu,
termasuk penetapan standar prestasi dan tolok ukurnya.
c. Melakukan
“monitoring”, koreksi, memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk perbaikan.
d. Menilai
prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan prestasi aktual
dengan standar yang telah ditetapkan.
e. Memberikan
umpan balik kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan dengan seluruh hasil
penilaian. Pada kesempatan tersebut atasan dan staf mendiskusikan kelemahan dan
cara perbaikannya untuk meningkatkan prestasi berikutnya (Depkes RI. 2006)
2.5 Penilaian Kinerja
Andrew E. Sikula (1981) yang dikutip A.A Anwar Prabu
Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa “penilaian pegawai merupakan evaluasi
yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan.
Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status
dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu (barang)”.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk
mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. (Mangkunegara.
2010).
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja sumber daya
manusia. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja sebagaimana
dikemukakan Agus Sunyoto (1999) adalah:
a. Meningkatkan saling pengertian
antara karyawan tentang persyaratan kinerja.
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja
seorang karyawan sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik atau
sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
c. Memberikan peluang kepada karyawan
untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian
terhadap karier atau pekerjaan yang diembannya sekarang.
d. Mendefinisikan atau merumuskan
kembali sasaran masa depan sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi
sesuai dengan potensinya.
e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan
pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan
kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah
(Mangkunegara. 2010).
2.5.1 Kegunaan penilaian prestasi kerja
(kinerja) bidan adalah:
a. Sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa.
b. Untuk mengukur sejauh mana seorang bidan dapat
menyelesaikan pekerjaannya.
c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi
efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan.
d. Sebagai dasar untuk
mengevaluasi prigram latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja,
struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan.
e. Sebagai indikator untuk menentukan
kebutuhan akan latihan bagi bidan yang berada di
dalam organisasi.
f. Sebagai alat untuk melihat kekurangan
atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan bidan selanjutnya.
g. Sebagai kriteria menentukan, seleksi
dan penempatan bidan.
h. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangan
kecakapan bidan.
i. Sebagai dasar untuk
memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas (Mangkunegara. 2010).
2.6 Meningkatkan Kinerja Bidan
Melalui Reward
Kamus Besar Indonesia
Reward adalah penghargaan,penghormatan menurut PP 32/1996,pasal 25 Reward
diberikan kepada Tenaga Kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas
dasar prestasi kerja,pengabdian,kesetiaan ,berjasa pada Negara atau meninggal
pada saat melaksanakan tugas
Penghargaan
tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau oleh masyarakat. Bentuk
penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat,tanda jasa,uang atau bentuk lain. IBI
acapkali memberikan penghargaan kepada para bidan.
Jenis penghargaan yang sering diberikan antara lain:
-
Bidan
bersih berprestasi
-
Bidan
bidang
-
Bidan
sahabat
-
Bidan
delima
Dikatakan bidan delima karena buah delima sering dijadikan
symbol kelahiran bayi seperti pada peringatan tujuh bulan dsb. Pemberian
penghargaan tersebut untuk memacu para bidan membeikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar profesi sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Kriteria dikatakan behasil jika memenuhi standar pelayanan yaitu
- Falsafah dan tujuan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi,
filosofi dan tujuan pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien
- Administrasi dan pengelolaan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman
pengelolaan stándar pelayanan prosedur tetap dan pelaksanaankegiatan
pengelolaan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik pelayanan
kebidanan akurat
- Staf dan pimpinan
Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program
pengelolaan sumber daya manusia agar pelayanan berjalan efektif dan efisien
- Fasilitas dan peralatan
Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung
pencapaian tujuan pelayanan
- Kebijakan dan prosedur
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan
dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personal menuju pelayanan dan
pembinaan personal menuju pelayanan yang berkulitas
- Pengembangan staf Dan program pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program
pengembangan staff dan perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
- Stándar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki stándar
asuhan /manajemen kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan
pelayanan kepada pasien
- Evaluasi dan pengendalian Mutu
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan
pelaksanaan kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Mutu
pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan
dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat
memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan
dan kekurangan gizi.
salah satu meningkatkan mutu layanan adalah dengan meningkatkan kinerja bidan di berbagai bidang hal ini data dilakukan salah satunya dengan cara memberikan reward pada bidan yang berprestasi.
salah satu meningkatkan mutu layanan adalah dengan meningkatkan kinerja bidan di berbagai bidang hal ini data dilakukan salah satunya dengan cara memberikan reward pada bidan yang berprestasi.
B.
SARAN
Diharapkan pada praktisi kesehatan untuk
terus belajar demi meningkatkan skill masing-masing sehingga program pelayanan
kesehatan dapat berjalan dengan baik.
Diharapkan makalah ini dapat digunakan
untuk menambah wawasan guna meningkatkan kinerja bidan.
Daftar
Pustaka
Mangkunegara,
A.A. Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja
SDM. Refika Aditama. Bandung.
http://www.4shared.com/file/lFUnkJB/peningkatan_kinerja_bidan.html
diakses pada jum at tanggal 28 maret 2014
![](http://i42.tinypic.com/2n00r34.jpg)
© 2008 Mutu Layanan Kebidanan
Design by Templates4all
Converted to Blogger Template by BloggerTricks.com